Nonton Film Barry Prima Jaka Sembung Dan Dewi Samudra

Nonton Film Barry Prima Jaka Sembung Dan Dewi Samudra

Mandala dari Sungai Ular

Film Barry Prima selanjutnya yaitu Mandala dari Sungai Ular.

Film yang rilis pada 1987 ini memiliki genre fantasi laga dewasa. Mandala dari Sungai Ular juga merupakan adaptasi dari komik berjudul Mandala.

Sinopsis film ini menceritakan pengembaraan Mandala yang diperankan oleh Barry Prima.

Dalam perjalanannya, Mandala menemukan sebuah desa yang tengah diacak-acak oleh pria bernama Laot.

Kondisi tersebut membuat Mandala harus menyelamatkan desa dan mengantarkannya berhadapan dengan banyak musuh.

Hingga akhirnya Mandala mengetahui segala hal buruk yang mengancam kehidupan desa dengan penduduknya. Bagi Moms yang ingin film laga lawas, film ini cocok jadi rekomendasi untuk ditonton, Moms.

Baca Juga: 8 Film Anak Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Mendidik!

Masih dengan film bertema laga, dalam film Barry Prima ini, menceritakan tentang kehidupan sebuah...

TRIBUN-TIMUR.COM - Siapa yang tidak kenal dengan Barry Prima, artis senior hingga kini masih berkarir.

Barry Prima menjadi salah satu aktor legendaris Tanah Air.

Selama lebih dari 42 tahun, pria keturunan Belanda ini konsisten berada di dunia seni peran.

Hampir 70 film dibintangi lelaki bernama lengkap Hubertus Barry Knoch Prima sejak 1978.

Tak hanya di layar lebar, ia juga aktif membintangi sinetron hingga saat ini.

Lantas siapa Barry Prima? aktor terlaris kala di tahun 1978.

Bahkan setiap tahunnya, bintang Realita Cinta Rock N Roll ini hampir membintangi judul film.

Penasaran? berikut profil Barry Prima.

Hubertus Barry Knoch Prima lahir di Bandung 19 Agustus 1954.

Hubertus Barry Knoch Prima atau akrab disapa Barry Prima adalah aktor berkebangsaan Indonesia.

Ia lahir sebagai anak keenam dari sepuluh bersaudara, dari pasangan ayah berketurunan Belanda dan ibu yang berasal dari Indonesia.

Berdasarkan informasi di akun media sosialnya Barry Prima dikenal hobi banget olahraga pencak silat gaes.

Hal ini karena dirinya sering bermain filmlaga sejak dulu.

Sukses di dunia hiburan, ternyata saat remaja, Barry Prima tak pernah bercita-cita jadi seorang aktor.

Apalagi dengan latar belakang keluarga yang tak pernah berkecimpung di dunia entertainment.

Diketahui, ayahnya adalah sosok seorang dokter kandingan.

Barry Prima mengaku kalau dia dulu hobinya ke hutan dan berantem.

Menjadi artis pun tak disengaja oleh Barry Prima.

Hal ini bermula ketia dirinya mengantar temannya menonton syuting Roy Marten.

Teman Barry Prima saat itu bernama Gito Rollies yang ingin menonton Roy Marten di ITB.

Tanpa diduga produser di PH tersebut memintanya coba berakting.

Barry Prima didatangi sutradara Sisworo Gautama Putra.

Barry ditanya apakah ia bersedia main film.

Tanpa mikir panjang Barry langsung menerima tawaran tersebut.

Dan film pertama yang Barry mainkan berjudul Primitif (1978).

Debut Barry Prima sebagai aktor langsung menjadi peran utama.

Langsung menjadi peran utama, Barry Prima dapat honor fantastis.

Honornya dulu 500 ribu, Barry mengaku dengan uang tersebut dia bisa kebeli motor besa dizamannya.

Namun saat ditanya berapa honor tertinggi yang didapat, lelaki keturunan Belanda itu menolak menjawabnya.

Kini menapaki usia 66 tahun, Barry Prima masih aktif berakting.

Barry Prima pernah menikah dengan artis cantik Eva Anaz pada tahun 1983.

pernikahannya itu kandas 5 tahun setelahnya.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Melde dich an, um fortzufahren.

Tahong (2024) – Nonton Tahong (2024), Streaming Tahong (2024) Sub Indo, Download Tahong (2024), LK21, Rebahin, Layarkaca21, IDLIX, CGVINDO, IndoXXI, Cinema21, Dutafilm, Dunia21.

Posted on:September 28, 2024September 28, 2024

ADA banyak jalan menuju Hollywood. Bila Anda kangen kepada artis-artis Hollywood, menonton film di bioskop atau menyewa cakram padat (CD) kini bukan satu-satunya jalan. Ada alternatif baru. Klik saja kios digital di

. Di sini, satu judul film berukuran 211

''disewakan" dengan ongkos US$ 2,95 (sekitar Rp 25 ribu) per hari.

Memang, biaya itu hampir sama dengan harga satu tiket pertunjukan di bioskop Planet Hollywood, Jakarta. Namun, menonton film melalui internet bisa dilakukan kapan saja. Siang jadi, larut malam pun tak jadi soal. Kios buka 24 jam nonstop. Bagaimana dengan pilihan judul filmnya? Jangan khawatir. Sebentar lagi Anda bahkan bisa memilih film-film Hollywood terbaru yang mungkin belum diputar di sini.

Studio-studio besar Hollywood dan para pembuat film independen mulai melirik internet sebagai—bukan lagi sekadar sinepleks, melainkan—gigapleks, bioskop raksasa yang bisa ditonton jutaan orang sekaligus. Warner Bros (http://WarnerBros.com), misalnya, bulan depan meluncurkan The Peeper.

Metafilmics, produser film What Dreams May Come yang dibintangi Robin Williams dan berhasil meraup pendapatan US$ 100 juta pada 1998, sudah siap-siap memproduksi film The Quantum Project yang juga dapat ditonton di http://SightSound.com. Quantum bakal menjadi film cerita beranggaran terbesar pertama yang begitu selesai diproduksi langsung diedarkan lewat internet.

Mark Cuban, pendiri Broadcast.com, yang baru saja menandatangani perjanjian dengan studio mini Trimark untuk memproduksi film khusus internet, bahkan mengaku sudah mengoleksi 13 ribu film cerita, televisi, dan dokumenter di lemari perpustakaannya. Ia bermaksud menyewakan seluruh koleksi tersebut lewat cyberspace. ''Tiga atau lima tahun mendatang, kami akan menjadi ancaman bisnis penyewaan film," ujarnya kepada Time.

Internet menggeser bioskop? Ashok Kumar, analis dari biro riset Jupiter Research, tak terlalu yakin. ''Masih terlalu dini untuk meramalkan internet akan menggantikan posisi bioskop," katanya seperti dikutip situs warta digital CNET. Kumar boleh jadi benar. Teknologi web show dan web cast, pertunjukan atau siaran langsung lewat internet, sebetulnya memang bukan sesuatu yang baru-baru amat. Situs-situs milik jaringan televisi semacam CNN atau ABCNews rutin menayangkan pertunjukan langsung lewat jaringan maya. Tapi, kalau web movie atau tayangan film melalui internet, itu jelas baru, apalagi jika menyangkut buatan studio besar di pusat film dunia, Hollywood.

Hanya, sampai saat ini semua pertunjukan tadi terbentur pada kendala terbatasnya kemampuan jaringan melayani akses (downloading) dokumen ukuran besar. Akibatnya, peselancar tidak memperoleh tayangan yang memadai. Calon pemirsa pun mesti menyediakan modal berupa perangkat komputer yang memadai. Komputer yang digunakan setidaknya memiliki program seperti RealPlayer atau Windows Media Player, prosesor mutakhir (minimal Pentium III), satu set perangkat audio, dan juga modem berkecepatan tinggi (paling baik 56 K).

Walau demikian, seperti kata Kumar, gagasan menonton film lewat internet memang tidak jelek, apalagi produksi film masa kini sudah jauh sangat maju karena dukungan teknologi. Berkat adanya kamera video digital, komputer personal canggih, dan peranti lunak untuk penyuntingan gambar, biaya produksi sebuah film menjadi jauh lebih rendah. Kepada majalah Time, produser Metafilmics, Barnet Bain, misalnya, memperkirakan film produksinya hanya akan menelan ongkos US$ 3 juta. Angka ini jelas jauh di bawah biaya produksi rata-rata satu film Hollywood, yang mencapai US$ 50 juta.

Kelak internet, secara teoretis, mungkin saja menjelma menjadi semacam distributor, jaringan yang mengedarkan film ke semua penonton di seluruh dunia. Jadi, alih-alih mengedarkan sendiri, produsen film tinggal menempatkan hasil karyanya di server hingga dapat diakses dan ditonton oleh semua peselancar jaringan cyber. Otomatis pengeluaran anggaran, yang seharusnya untuk distribusi, bisa ditekan. Produser juga tak perlu lagi menjalin kerja sama dengan bioskop setempat agar film produksinya dapat diputar. Mereka dapat membuat dan mengedarkan film sendiri.

Garin Nugroho, Eros Djarot, dan sineas Indonesia lainnya mungkin boleh mencoba gagasan ini, sehingga tak perlu terlalu berharap pada jaringan bioskop Studio 21 yang monopolistis dan katanya alergi memutar film lokal itu.

Daftar Film Barry Prima

Foto: Film Barry Prima (Pinterest.com)

Film action Indonesia menjadi salah satu genre yang banyak diminati dan aktor yang kerap muncul adalah Barry Prima.

Lantas apa saja daftar film Barry Prima tersebut Moms? Yuk, kita simak daftarnya berikut!

Film-film Barry Prima merupakan film yang sangat berkelas pada masanya. Sebagian masyarakat yang mencintai film Indonesia tahun 1980-an, pasti mengetahui bagaimana berkelasnya akting Barry Prima.

Dilansir dari IMDb, Barry Prima merupakan salah satu aktor terkenal di Indonesia pada tahun 1980-an.

Pun, pada masa itu, industri film Indonesia mengalami perkembangan yang positif dengan berbagai genre film yang muncul.

Ingin tahu sederet film Barry Prima? Simak daftarnya di bawah ini, ya Moms!

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Deva Mahenra, Ada Ipar Adalah Maut

Prabu Anglingdarma (Pemburu dari Neraka)

Ketika Moms mendengar nama Barry Prima, mungkin film yang pertama terlintas dalam ingatan adalah film Angling Darma.

Film ini tayang pada tahun 1978. Di film ini, Barry Prima berperan sebagai Prabu Anglingdarma.

Angling Darma sedang mencari jodoh untuk anaknya, Anglingkusumo yang tengah beranjak dewasa.

Namun, Anglingkusumo menolak untuk dijodohkan oleh ayahnya. Karena ini, hubungan ayah dan anak menjadi tidak akur.

Anglingkusomo pun mengembara, selain mencari jodoh sendiri, juga dalam rangka mencari guru yang sakti untuk meningkatkan ilmunya.

Akhirnya Anglingkusomo bertemu dengan Ki Brojosakti.

Namun, Angling Darma tidak senang dengan kabar anaknya yang berguru dengan Ki Brojosakti yang merupakan seorang jahat.

Ki Brojosakti pun memanfaatkan Anglingkusumo yang ingin mendapatkan tubuhnya, dengan menjanjikan Anglingkusomo bisa mendapatkan hati perempuan bernama Srenggono Retno.

Konflik dan perkelahian pun tidak bisa dihindari, memperuncing hubungan ayah-anak, serta tentunya masa depan keluarga.

Film Barry Prima selanjutnya berjudul Kelabang Seribu yang tayang pada tahun 1987.

Film-film Barry Prima tidak pernah lepas dengan tema lawas yang berkaitan dengan laga dan masa kerajaan.

Dalam film ini, Barry Prima berperan sebagai Singa Lawe yang telah mengembara dan pergi dari desa untuk melatih ilmu tenaga dalamnya.

Pada suatu saat, Singa Lawe kembali pulang ke desanya dan melihat desanya sudah porak poranda.

Hal ini mengingatkan Singa Lawe akan masa lalunya yang kelam.

Ternyata yang menghancurkan desanya dan pelaku pembuhuh orang tuanya adalah orang yang sama. Karenanya, pemburuan Singa Lawe pun dimulai.

Anda mungkin ingin melihat